
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Cirebon, Hj. Nana Kencanawati saat dimintai komentar mengenai wacana perubahan alat kelengkapan DPRD (AKD) mengaku, selama ini pihaknya tak pernah diajak bicara oleh ketua dewan.
Bahkan, kata Nana, selama ini, pihaknya tak pernah mendapat undangan baik secara manual maupun hanya sekadar via WhatsApp. “Kalau kami Fraksi Gerindra tidak pernah dianggap. Tidak pernah diundang oleh ketua DPRD. Karena bukan koalisi, enggak dianggap mungkin,” ujar Nana, Minggu (3/7/2022).
Jadi kata dia, ketika kemarin-kemarin informasinya ada pertemuan beberapa fraksi dengan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohamad Luthfi yang membahas soal perubahan AKD, Nana yang notabene Ketua Fraksi Gerindra ini tidak mengetahuinya.
“Rapat pimpinan fraksi ya kami enggak pernah diundang, apalagi undangan manual, lewat WA pun tidak,” ujar Nana.
Meski partainya menjadi suara terbanyak ke empat di DPRD Kabupaten Cirebon, dalam pembagian AKD sebelumnya pun, tidak dikasih posisi strategis di pimpinan AKD. Yang ada, malah partai yang suaranya di bawah Gerindra mendapatkan posisi di pimpinan AKD.
“Tahun kemaren juga Gerindra AKD enggak dikasih apa-apa. Kan mestinya tahu sendiri, Gerindra partai terbesar ke empat di DPRD,” ungkap Nana.
Namun, aku dia, pihaknya tidak ambisi maupun ngotot untuk meminta agar komposisi AKD proporsional. Karena menurutnya, semua kader Gerindra yang ada di legislatif Kabupaten Cirebon biasa-biasa saja, tidak menggebu-gebu untuk mendapatkan dan menduduki posisi pimpinan AKD, karena sebagai partai suara terbanyak ke empat.
“Kalau Gerindra enggak mesti jabatan. Jadi dari pimpinan sampai ke anggota biasa-biasa saja, enggak pusing, enggak kepengen, justru yang gonjang-ganjing fraksi koalisi. Luthfi mau proporsional mau tidak kita fine-fine saja. Itu kan bagaimana menandakan seorang pemimpin yang berkeadilan,” kata Nana.
Soal wacana perubahan AKD, menurut Nana, pihaknya sudah melakukan rapat di internal fraksinya. Ia pun sudah menawarkan ke semua anggota Fraksi Gerindra. Dan mayoritas menginginkan untuk dilanjutkan pada posisi mereka di AKD yang sekarang.
“Ada juga yang mau mundur dari Banggar, tapi posisinya enggak ada yang mau menggantikan. Jadi di kita sih Gerindra adem ayem,” katanya.
Menurut Nana, jabatan adalah sebuah amanah. Dan tanggung jawabnya pun tentu di dunia dan akhirat. Sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya berkeadilan dalam memutuskan sesuatu. Jangan karena suka dan tidak suka, apalagi lembaga DPRD yang notabene semua anggota yang duduk di kursi dewan ini sama-sama dipilih oleh rakyat. “Jadi lembaga DPRD ini bukan perusahaan yang memiliki owner, komisaris, direktur, manajer dan karyawan. Yang punya saham,” tegas Nana.
Sumber: Kabar Cirebon
No Responses